Detail Cantuman

ABSTRAK
Pendahuluan: Prevalensi hipertensi di Indonesia mengalami peningkatan dalam
waktu 5 tahun. Status menikah, status gizi, pekerjaan, budaya, aktivitas fisik,
konsumsi rokok, konsumsi kafein, alkohol dan garam merupakan faktor resiko yang
dapat dimodifikasi. Faktor genetik, usia, dan jenis kelamin merupakan faktor yang
tidak dapat dimodifikasi. Informasi mengenai faktor penyebab yang paling
dominan dibutuhkan untuk perencanaan program selanjutnya.
Tujuan: penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan karakteristik
responden dan tingkat stres dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa di
Puskesmas Karang Kitri.
Metode: penelitian ini menggunakan desain cross sectional dilakukan di
Puskesmas Karang Kitri selama November 2022 sampai Juni 2023. Jumlah
responden sebanyak 216 yang diambil menggunakan simple random sampling.
Kriteria inklusi responden diantaranya berusia 18-59 tahun, memiliki penyakit
hipertensi, masyarakat yang berobat ke puskesmas, tinggal di wilayah kerja
puskesmas Karang Kitri. Penelitian ini telah lulus etik dari KEPK STIKes Bani
Saleh dengan no.etik EC.013/KEPK/STBKS/IV/2023. Instrumen yang digunakan
adalah DASS. Analisa yang digunakan dalam penelitian yaitu uji chi-square dan
fisher exact.
Hasil: usia (p-value = 0.046), status menikah (p-value = 0.001) dan tingkat stress
(p-value = 0.004) memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian hipertensi.
Akan tetapi jenis kelamin (p-value = 0.851), tingkat pendidikan (p-value = 0.056),
pekerjaan (p-value = 0.0950), nilai IMT (p-value = 0.372) dan suku bangsa (p-value
= 0.196) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian hipertensi.
Kesimpulan: Sembilan variabel yang diteliti terdapat 3 variabel yang berhubungan
yaitu usia, status menikah dan tingkat stress. Masyarakat lebih meningkatkan
kesadaran akan pentingnya kesehatan dan melakukan cek kesehatan secara rutin
untuk mengontrol tekanan darah tinggi.

Kata Kunci: Hipertensi, Usia, Status Menikah, Tingkat Stress