Hasil Riskesdas menunjukkan adanya peningkatan prevalensi stunting dari
tahun 2010 ke tahun 2013. Stunting dapat terjadi karena adanya faktor langsung
dan faktor tidak langsung yang memengaruhinya. Faktor langsung yang
menyebabkan stunting adalah asupan makan dan penyakit infeksi, sedangkan
penyebab tidak langsung seperti pengetahuan ibu yang kurang, pola asuh yang
salah, sanitasi dan hygiene yang buruk, ataupun rendahnya pelayanan kesehatan.
ASI eksklusif, kelahiran prematur, anak memiliki panjang badan lahir yang
pendek, ibu yang memiliki tinggi badan yang pendek, ibu berusia muda saat
hamil, tingkat pendidikan orang tua dan status ekonomi keluarga yang rendah,
serta paparan asap rokok juga dapat menjadi penyebab terjadinya stunting.
Berdasarkan data hasil studi kohor Tumbuh Kembang Anak (TKA) oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Kota Bogor, terdapat beberapa
faktor yang diduga merupakan risiko stunting pada anak usia 0-6 bulan yakni ibu
yang berusia > 35 tahun, lahir dengan status panjang badan menurut PB/U < -2
SD, pendidikan ibu hingga SMP, dan ibu pernah melahirkan > 2 kali. Data-data
pada hasil studi tersebut dimanfaatkan untuk menganalisis determinan kejadian
stunting pada anak usia 0-6 bulan dengan menggunakan metode studi kasus
kontrol bersarang. Sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah bayi
berusia 0-6 bulan di lima kelurahan di Kota Bogor yang berjumlah 70 bayi normal
sebagai kelompok kontrol dan 70 bayi stunting sebagai kelompok kasus. Adapun
data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data karakteristik ibu,
karakteristik keluarga, status gizi ibu, riwayat penyakit ibu, asupan zat gizi ibu,
karakteristik bayi, status gizi bayi, riwayat IMD, dan pemberian ASI eksklusif.
Analisa yang dilakukan menggunakan analisis deskriptif pada masing-masing
varibel, penelitian ini menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan
menggunakan uji Chi-square. Setelah itu dilakukan analisis lebih lanjut yaitu
dengan analisis multivariat regresi biner untuk menilai pengaruh yang terbesar
terhadap outcome stunting.
Berdasarkan hasil uji survival time, rataan terjadinya stunting banyak terjadi
saat anak berusia lebih dari 5 bulan dan sebelum berusia 6 bulan. Selain itu,
ditemukan juga pola terjadinya stunting yang membentuk 2 kategori, yaitu
kelompok anak stunting dan kelompok anak normal. Kategori anak stunting yaitu
anak yang pernah stunting pada usia 0-6 bulan dan kategori normal adalah anak
yang tidak pernah mengalami stunting dari usia 0-6 bulan. Terdapat sebanyak
22.9% anak kelompok stunting yang memiliki ibu dengan LiLA berisiko KEK
(<23.5 cm), 41.4% ibu dengan tinggi badan pendek (<150cm), 11% ibu
mengalami anemia, 8.6% ibu memiliki kadar hematokrit rendah. Hampir seluruh
ibu dari anak stunting kekurangan asupan energi dan protein (97.1%), seluruhnya
mengalami defisiensi asam folat, kalsium, seng dan zat besi (100%), 22,9%
kekurangan vitamin A, 18% ibu dengan katagori paritas berisiko (>4 orang anak),
20% hamil pada usia berisiko (<18 tahun >35 tahun). Faktor ibu yang paling
mempengaruhi stunting adalah tinggi badan ibu <150 cm (OR = 2.1; 95% CI: 1.039-4.54, p= 0.039) dan pada faktor anak yang mempengaruhi stunting adalah
panjang badan anak saat lahir <48 cm dan berat badan anak saat lahir <2500
gram.
Berdasarkan hasil penelitian ini, penting bahwa masyarakat ikut
berpartisipasi pada program pemerintah dalam upaya penurunan stunting pada
1000 hari pertama kehidupan. Selain itu, perlu juga diadakan peningkatan
pemberian tablet tambah darah pada remaja putri, pemeriksaan kehamilan
minimal 4 kali, pemberian makanan tambahan padat energi dan protein serta
difortifikasi vitamin A, dan meningkatkan kegiatan kelas ibu hamil dan menyusui,
promosi keluarga berencana (KB), adanya program keluarga harapan (PKH), serta
promosi ASI eksklusif dan inisiasi menyusu dini (IMD). Penelitian selanjutnya
juga perlu mempertimbangkan untuk melibatkan faktor ekonomi sosial responden,
asupan bayi, pola asuh keluarga, serta riwayat penyakit infeksi pada bayi.
Universitas dapat berperan dalam pengabdian masyarakat untuk
menyosialisasikan stunting kepada masyarakat baik pengertian stunting, cara
mencegah, serta penanggulangan stunting. Penelitian selanjutnya diharapkan
dapat melibatkan faktor ekonomi sosial, pola asuh keluarga, asupan anak dan
penyakit infeksi pada anak.
Kata kunci: bayi, status gizi, stunting, tinggi badan ibu