Detail Cantuman

Latar belakang:
Tumor ovarium merupakan kantong berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak
diindung telur (ovarium). Angka kejadian tumor ovarium sangat tinggi, tumor ovarium dapat terjadi pada wanita usia reproduktif dan tumor ovarium dapat terjadi tanpa disadari penyebab dan tanda gejala yang terjadi pada setiap wanita.

Tujuan umum:
Laporan kasus ini adalah untuk memperoleh gambaran nyata melakukan proses asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa tumor ovarium

Metode penulisan:
Penyusunan laporan kasus ini menggunakan metode deskriptif yaitu dengan mengungkapkan fakta–fakta sesuai dengan data – data yang didapat.

Hasil:
Dari hasil pengkajian didapatkan 6 diagnosa yaitu pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru tidak maksimal, nyeri akut berhubungan dengan infeksi tumor, kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme regulasi, konstipasi berhubungan dengan tumor dan diagnosa terakhir ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makan, cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan. Intervensi prioritas pada enam diagnosa tersebut adalah berikan posisi semi fowler, observasi adanya tanda – tanda hipoventilasi, pertahankan jalan nafas yang paten, monitor aliran oksigen, memonitor tekanan darah, nadi dan pernafasan, monitor polanafas abnormal, monitor sianosiaperifer, monitor suaranafas, berikan terapi oksigen dengan nasal kanul sesuai instruksi dokter. Intervensi kedua yaitu: identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, skala intensitas nyeri, respon nyeri nonverbal, identifikasi faktor yang memperberat nyeri, fasilitasi istirahat dan tidur, ajarkan teknik tarik nafas dalam, anjurkan pasien memonitor nyeri secara mandiri, berikan terapi Kaltrofen 50 mg dalam sekali
pemberian melalui oral sesuai instruksi dokter, berikan pemberian terapi Kaltrofen 100 mg (extra) melalui rectal sesuai instruksi dokter. Intervensi ketiga yaitu: observasi tanda dan gejala hypervolemia, identifikasi penyebab hypervolemia, monitor intake dan output cairan, batasi asupan cairan dan garam, monitor pemeriksaan laboratorium, tinggikan kepala tempat tidur (30-400), timbang berat badan pada waktu yang sama, berikan terapi Furosemid 1 mg dalam sekali pemberian melalui intravena sesuai instruksi dokter, berikan pemberian Torasic (extra) melalui drip sesuai instruksi dokter. Intervensi keempat yaitu: observasi pola kebiasaan BAB meliptu waktunya, frekuensi dan konsisten, kaji penggunaan obat pencahar terhadap pasien, palpasi adanya distensi abdomen, kaji bising usus setiap hari, anjurkan pasien mengonsumsi makanan tinggi serat. Intervensi kelima yaitu: kaji adanya alergi makanan, anjurkan pasien menghabiskan diit, observasi adanya mual muntah, timbang berat badan setiap 2 hari, monitor perubahan berat badan abnormal, berikan diit susu 100 ml sebanyak 6 kali dalam sehari, berikan terapi Ondansentron 4 mg dalam sekali pemberian melalui intravena sesuai instruksi dokter dan berikan terapi Narfoz (extra) melalui
drip sesuai instruksi dokter.

Kesimpulan dan saran:
Diagnosa prioritas sesuai dengan kebutuhan dasar yang paling utama yaitu kebutuhan fisiologis dan semua intervensi yang telah disusun terlaksana sehingga tujuan tercapai. Perawat diharapkan bekerjasama tim dengan agar memberikan asuhan keperawatan yang optimal kepada pasien.

Kata kunci: Tumor ovarium,asuhan keperawatan.

Daftar Pustaka: 15 (2010 – 2020)