Detail Cantuman

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Manifestasi klinis yang disebabkan oleh infeksi
SARS-CoV-2 beragam dimulai dari gejala asimtomatik sampai simtomatik yang dapat menyebab kematian.
Salah satu manifestasi klinis yang ditimbulkan yaitu peningkatan parameter koagulasi seperti D-Dimer.
Tujuan penelitian mengetahui peranan perbedaan peningkatan kadar D-Dimer pada pasien dewasa dan
lansia yang terkonfirmasi COVID-19 di salah satu rumah sakit swasta daerah Bintaro. Jenis penelitian yaitu
penelitian sekunder dengan desain cross sectional. Metode pengambilan data yang digunakan yaitu
purposive sampling dan metode analisis uji Mann-Whitney. Waktu penelitian dilakukan pada 15 Maret 2021
dengan periode data yang diambil sejak September 2020 hingga Februari 2021. Kriteria inklusi yaitu pasien
menderita COVID-19 terkonfirmasi PCR, dewasa (rentang usia 26 – 45 tahun), dan lansia(rentang usia 46
– 65 tahun), memiliki kadar D-Dimer >500 ng/ml dan tidak terapi antikoagulan. Kriteria eksklusi yaitu pasien
dalam kondisi hamil. Hasil pengambilan data diperoleh sebanyak 86 sampel yang terdiri dari kelompok
dewasa sebanyak 46 sampel dan kelompok lansia sebanyak 40 sampel. Data hasil pemeriksaan kadar DDimer sebanyak 86 sampel dengan rata-rata kenaikan kadar D-Dimer pada kelompok dewasa yaitu
1151.53 ng/ml dan kelompok lansia yaitu 1416.86 mg/ml. Hasil uji normalitas menunjukkan data tidak
berdistribusi normal maka dilanjutkan uji komparatif Mann-Whitney. Hasil uji Mann Whitney didapatkan
nilai p= 0.795, berarti pada α= 0.05 terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan peningkatan D-Dimer pada
kelompok dewasa dan lansia yang terkonfirmasi COVID-19. Peningkatan kadar D-Dimer pada infeksi
COVID-19 tidak dipengaruhi usia melainkan respon inflamasi sistemik yang menyebabkan gangguan
koagulasi.
Kata kunci : D-Dimer , Dewasa, Lansia, COVID-19, dan Koagulasi