Detail Cantuman

Pandemi covid-19 mengakibatkan sebagian besar pedagang mengalami penurunan omzet.
Penjualan produk pangan tidak dapat bertahan lama sehingga seringkali dilakukan penambahan bahan pengawet terlarang, salah satunya formalin. Penambahan pengawet terlarang menimbulkan peningkatan angka keracunan pangan akibat bahan kimia pada tahun 2019 berdasarkan data BPOM sebesar 7% dan tahun 2020 menjadi 16%. Ikan asin merupakan produk pangan yang banyak dikonsumsi masyarakat namun seringkali mengandung formalin, untuk menurunkan kadar formalin dalam bahan pangan dapat digunakan senyawa saponin. Serai adalah tumbuhan yang mengandung saponin yang banyak diolah dalam bentuk bubuk agar lebih praktis dan memperpanjang masa simpan, sehingga digunakan sebagai bahan alternatif dalam menurunkan kadar formalin pada ikan asin. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya pengaruh perendaman ikan asin dengan bubuk serai dalam menurunkan kadar formalin berdasarkan variasi waktu perendaman. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan 3 kelompok eksperimen. Kelompok kontrol (KK) yaitu kontrol negatif dan positif. Kelompok perlakuan (X1) yaitu ikan asin sebelum dilakukan perlakuan perendaman dengan bubuk serai. Kelompok perlakuan (X2) yaitu ikan asin setelah dilakukan perlakuan perendaman dengan bubuk serai berdasarkan 6 variasi waktu yaitu, 5 menit, 15 menit, 25 menit, 35 menit, 45 menit, dan 55 menit. Hasil uji saponin terhadap bubuk serai positif ditandai dengan adanya busa stabil setinggi 1-3 cm. Hasil uji KMnO4 terhadap ikan asin menunjukkan bahwa sampel positif mengandung formalin ditandai dengan hilangnya warna ungu.

Efektivitas penurunan formalin menggunakan bubuk serai berdasarkan variasi waktu perendamandidapatkan pada waktu terlama yaitu 55 menit dengan kadar 0,553 ppm dengan mereduksi formalin sebesar 95,7%.

Kata Kunci : Ikan Asin, Formalin, Saponin, KMnO4, Spektrofotometri UV-Vis.