Detail Cantuman

Beras merupakan makanan pokok yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Indonesia. Masalah manipulasi mutu beras sering dilakukan di penggilingan dan pedagang beras. Manipulasi mutu beras yang dilakukan adalah penambahan zat pemutih seperti klorin dengan konsentrasi yang tidak terkontrol. Menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 32 tahun 2007 menyatakan bahwa klorin dan senyawanya dilarang digunakan dalam proses penggilingan padi, huler, dan penyosohan beras.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah pencucian beras yang dapat menghilangkan klorin, kadar klorin pada beras dan nasi setelah pencucian beras,
dan pengaruh pencucian beras terhadap penurunan kadar klorin. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian eksperimen sederhana. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling.

Metode yang digunakan untuk pemeriksaan klorin adalah uji
kualitatif dengan metode pengendapan dan uji kuantitatif dengan spektrofotometri uv-visible. Analisis data menggunakan Uji T Berpasangan. Hasil penelitian diperoleh pencucian dengan lima kali dapat menghilangkan kadar klorin. Kadar klorin pada beras setelah pencucian pertama adalah 20,94 mg/L, pencucian kedua adalah 10,82 mg/L, pencucian ketiga adalah 5,59 mg/L, pencucian keempat adalah 2,05 mg/L, pencucian kelima adalah 0,74 mg/L, dan Kadar klorin pada nasi adalah 0,2 mg/L. Hasil analisis data diperoleh nilai signifikan yaitu 0,040 (sig<0,05) yang berarti terdapat pengaruh pencucian beras terhadap kadar klorin.

Kata Kunci: pencucian beras, kadar klorin, spektrofotometri uv-visible