Implementasi program BELIA (Bekasi Peduli Anemia) Untuk Meningkatkan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri
RINGKASAN
Anemia yang terjadi pada kelompok usia remaja putri merupakan masalah kesehatan
yang belum teratasi di Indonesia. Anemia pada remaja putri di Indonesia sebesar 15,5% untuk rentang usia 11-14 tahun dan 15-21% untuk rentang usia 15-21 tahun. Prevalensi anemia pada remaja di Jawa Barat sebesar 41,5%. Penelitian kepada 345 siswa SMK di Bekasi menunjukkan 31% menderita anemia. Akibat anemia diantaranya adalah penurunan kemampuan berfikir. Dampak jangka panjang anemia bagi remaja putri yang nantinya akan menjadi calon ibu adalah tidak akan mampu memenuhi zat-zat gizi bagi dirinya dan juga janin dalam kandungannya yang dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan dan persalinan, risiko kematian maternal, prematuritas, BBLR dan angka kematian perinatal. Salah satu pencegahan anemia remaja putri adalah dengan konsumsi
Tablet Tambah Darah (TTD) rutin sesuai anjuran yang tertuang dalam Surat Edaran
Kementrian.. Masih rendahnya kesadaran remaja putri untuk konsumsi Tablet Tambah
Darah (TTD) sebagai upaya untuk mencegah terjadinya anemia ditandai dengan
Cakupan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri sebesar 76,2%.
Konsumsi TTD pada remaja putri ≥52 butir hanya mencapai 1,4%, sedangkan <52 butir pada capaian 98,6%.
Kondisi tersebut masih jauh dari target capaian pemerintah tahun 2024 sebesar 90%.
Studi yang dilakuakn oleh Tim pengusul mengenai kepatuhan tablet tambah darah pada remaja putri menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi kepatuhan konsumsi TTD pada remaja khususnya di SMP Bekasi menunjukkan bahwa mayoritas kepatuhan konsumsi TTD masih rendah yaitu 28,5%. Faktor penyebab rendahnya kepatuhan tersebut diantaranya dukungan teman sebaya, dukungan guru, ketersediaan tablet TTD di Sekolah dan sikap remaja. Oleh karena itu, tim pengabdi melakukan implementasi program BELIA (Bekasi Peduli Anemia) untuk meningkatkan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri.
Kegiatan dilakukan dengan tahapan utama berupa pengukuran data dasar (baseline),
intervensi, dan pengukuran data akhir (edline) atau evaluasi. Pada tahap awal dilakukan pengukuran pengetahuan mengenai anemia pada siswa kelas 7 dan kelas 8, dilanjutkan dengan kegiatan intervensi berupa edukasi Duta Belia, dan edukasi Guru Belia. Pada tahap akhir dilakukan kembali pengukuran Hb dan pengetahuan anemia pada siswa kelas 7 dan kelas 8.
Detail Information
Citation
Ns. Rohayati., S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom. (2025).
Implementasi program BELIA (Bekasi Peduli Anemia) Untuk Meningkatkan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri(Publish).Bekasi:Lintas Prodi - STIKes Mitra Keluarga
Ns. Rohayati., S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom.
Implementasi program BELIA (Bekasi Peduli Anemia) Untuk Meningkatkan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri(Publish).Bekasi:Lintas Prodi - STIKes Mitra Keluarga,2025.Laporan PKM
Ns. Rohayati., S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom.
Implementasi program BELIA (Bekasi Peduli Anemia) Untuk Meningkatkan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri(Publish).Bekasi:Lintas Prodi - STIKes Mitra Keluarga,2025.Laporan PKM
Ns. Rohayati., S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom.
Implementasi program BELIA (Bekasi Peduli Anemia) Untuk Meningkatkan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri(Publish).Bekasi:Lintas Prodi - STIKes Mitra Keluarga,2025.Laporan PKM